REVIEW
Nama : S.Miftahul
Abror
Jurusan :sejarah
peradaban islam-B
Nim :173231036
Kalam muhammad abduh
Judul Buku : Pembaruan Teologi
Pengarang : Ahmad Amir Aziz,
M.Ag
Tahun : 2009
Penerbit : Teras
Halaman : 26-57
Dalam konsep teologi Muhammad abduh mempunyai dimensi yang sangat sangat
luas apalagi jika dikaji sampai detail-detail masalah dan dibahas dan argument
argument yang diajukan. Dalam penyusunan konsep teologinya, tidak lepas dari
teologi-teologi atau ilmu kalam yang pernah ada. Pemikiran abduh ini
diperngaruhi oleh perkembangan zaman sehingga menuntutnya untuk merekonstruksi
ilmu kalam. Dan tentunya rekonstruksi atas fenomena kesejarahan yang pernah
terjadi didunia islam. Istilah yang digunakan oleh abduh mengenai teologi yakni
ilmu tauhid yang menurutnya membahas tentang wujud allah, sifat-sifat yang
wajib padanya, yakni sifat jaiz dan sifat muhal bagi allah. Dan juga membahas
rasul. Dan kadang kadang juga diistilahkan dengan ilmu kalam yang menurut
Muhammad penyebutan ini ada tida alasan diantaranya yakni:
1. karena masala yang mashur dan banyak menimbukan perbedaan pendapat dikalangan
ulama-ulama terhulu adalah kalam allah/quran, yaitu tentang apakah quran itu
hadist atau qadim.
2. Karena ilmu ini dibina oleh akal yang mana efeknya terlihat jelas dalam perkataan-perkataan
setiap ahli yang membahas hal tersebut serta dalam mengemukakan pendapatnya.
3. Karena dalam memberikan alas an atau argumen tentang pokok masalah pokok
dalam agama, ilmu ini lebih menyerupai mantiq seperti yang dikemukakan filosof.
Alam menguatkan argume mereka.
Jadi kemunculan masalah teologis diangkat pertama kali oleh kaum
khawarij, yang awalnya bertujuan sebagai justifikasi terhadap sikap da gerakan
oposisi. Namun dalam perkembangannya masalah yang dibicarakan oleh khawarij
justru mengkristal sehingga menghasilkan problema dalam pemikiran agama. Ini
yang kemudian menjadi cikal bakal adanya ilmu kalam dalam islam. Karena kaum
khawarij terlalu berlebihan hingga mengkafirkan mereka yang diluar golongan
mereka. Adpula syiah yang terlalu mengagungkan ali, yang syiah syiah extreme
justru menganggap ali sejajar dengan tuhan.maka problem ini muncul problem
filosofis tentang perbuatan manusia, yang lalu melahirkan qadariyah dan
jabariyah argument mereka sama sama menemukan landasannya dalam al quran. Maka
dari persengketaan dua kelompok diatas muncul golongan muktazilah yang
dipelopori wasil bin atha. Menurut abduh muktazilah ini terlalu mencampur
adukkan agama dengan pengetahuan luar, sehingga di sisi tertentu mereka telah
keluar dari kelompok salaf. Dan muncul abu hasan asy’ari yang mencoba
mengkompromikan pandangan kelompok salaf dengan yang anti-salaf atau antara
pandangan dogma-tisme dan liberalisme atau disebut dengan ahlussunah
wal-jamaah.
Tanpa mempersempit dan melupakan sejarah teologi islam diatas Muhammad
abduh membuat jalan baru bagi pada
pengkajian disiplin teologi yang setia terhadap prinsip-prinsip dasar agama
dengan mengesampingkan sisi-sisi yang menyebabkan perbedaan paham selama ini.
Disini teologi abduh diuraikan dengan formulasi sbb:
1. Masalah allah dan sunnah-nya.
Untuk membuktikan eksistensi allah, abduh
menggunakan logika yang slalu dipakai para filosof yaitu teori wujud. Pendek
kata segala sesuatu dialam ini wujud ini keberadaannya tergantung pada sebab
pertama yang menjadiannya, tidak lain adalah dzat yang wajib ada(causa
efisients) dia adalah qadim(tidak bepermulaan) dan Azali, sebab jika tidak
begitu ia menjadi hadits (baru). Dan cara mengimani nya oleh abduh dijelaskan
melewati al quran, sebagaimana yang ada dalam (QS. Al-Rum:22), (QS.
Al-Araf:185).
2. Masalah akal dan kemampuannya
Akal adalah kemampuan yang paling penting
bagi manusia, yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Abduh menempatkan
akal pada posisi teratas atau paling istimewa dalam hubungannya dengan aqidah
dan syariah. Tanpa peran dari akal manusia akan sulit memahami keberadaan
taklif yang dibebankan kepada manusia. Karena allah membekali manusia dengan
akal tersebut maka akal itulah agama dapat berfungsi sepenuhnya. Namun
terkadang akal tidak bisa memperinci sesuatu dengan baik, maka dari itu allah
memberikan wahyu, yang fungsinya untuk menyempurnakan dari hasil akal tersebut.
Menguatkan sesuatu yang sifatnya sakral. Maka abduh mendudukan akal setara
dengan wahyu.
3. Masalah manusia dan kebebasan.
Masalah manusia dan kebebasan adalah salah
satu hal penting dalam konsep pemikiran abduh. Menurut teologi abduh manusia
adalah makhluk special karena ia dibebani taklif oleh tuhan. Pada dasarnya
tuhan telah dibekali akal dan bisa berfikir oleh tuhan, maka menurut abduh ada
dua kodrat manusia, yakni 1. Berfikir 2. Memilih dan menentukan perbuatannya
sendiri. Itulah yang dimaksud kebebasan manusia, dengan daya berfikirnya maka
ia bebas memilih atau menentukan langkah dan usahanya.