Minggu, 07 Januari 2018

RESENSI NOVEL BERJUDUL "UMANG"

Resensi novel yang berjudul “UMANG”
Karangan: Ferry Irawan Am

Judul : Umang
Penulis : Ferry Irawan Am
Penerbit : Diva Press
Tahun Terbit : 2009
Tebal Buku : 356 Halaman
Penulis resensi: Slamet Miftahul Abror

Umang, sebutan bagi anak yatim piatu yang malang oleh orang-orang daerah Musi, Sumatera Selatan. Desa Donorejo, Kecamatan Jayaloka, Kabupaten Musi Rawas. Nama tokoh dalam cerita ini adalah firmansyah. Sumatera Selatan adalah awal perjalanan hidup Firman. Firman adalah seorang anak kyai besar dijawa yang dirampok dan dibunuh serta dibakar rumahnya, namun ketika itu Firman masih bayi dan saat kedua orang tuanya dibunuh bayi itu tergeletak diatas ranjang didalam rumah, dan rumahnya dibakar karena merasa kepanasan bayi itu menangis sehingga salah satu hati perampok tersentuh dan tidak tega terhadap bayi itu lalu mengambilnya sebagai anak dan kabur ke pulau Sumatra dan perampok yang merawatnya bernama pak burhan. Firman tidak akan mengetahui latar belakang keluarganya, jika laki-laki yang selama ini membesarkannya, pak Burhan bercerita mengenai asal usulnya ketika menjelang sakarotul maut. Lelaki yang telah merampas kehidupannya, yang membuat hidupnya menjadi seorang Umang. Namun Firman tidak bisa membenci dan menyalahkan ayah angkatnya yang telah membunuh kedua orangtuanya, karena bagaimanapun beliau telah menyelamatkan dirinya dari kobaran api dan membesarkannya hingga cukup dewasa sekitar 5 tahunan.
Ketika ayahnya pak burhan meninggal ia sangat sedih hingga ia dicap sebagi orang gila, karena Firman terus menangis di kuburan ayahnya.ketika ia menangis sendiri di kuburan ayahnya ada anak kecil perempuan yang kasian melihatnya, namun Firman menyuruhnya pulang, namun ketika perempuan kecil itu hendak pulang dia terjatuh dan tidak bisa berjalan lagi sehingga Firman menolong dan menggendongnya. Penderitaannya pun bertambah ketika ia sampai dirumah Pak Salim ayah perempuan itu. Firman dituduh melakukan hal yang tidak senonoh sehingga dirinya dipukuli sampai babak belur dan diusir dari kampungnya. Firman akhirnya lari ke sebuah tempat di dekat sungai yang kala itu sedang banjir. Ia pun hanyut di sungai tersebut. Untunglah keesokan harinya dia masih hidup dan ada seorang direktur perusahaan minyak yang menolongnya dan mengangkatnya menjadi anaknya. Sayangnya kebahagiaan budi hanya berlangsung sekitar 7 tahun. Setamat SD, ia harus kehilangan Bapaknya yang kedua, karena kecelakaan kerja. Setelah itu Firman ditinggal Ibunya yang dibawa keluarganya ke Medan keluarga ibunya tidak mau mengajak firman karena firman bukan anak kandungnya. Firman kembali menjadi sebatang kara.
Ia memutuskan untuk merantau ke Jawa. Berbagai kejadian telah ia lalui, hingga ia menghina makam Sunan Ampel, dan ia harus ditahan security. Ia bermimpi bertemu dengan Sunan Ampel untuk mencari kyai bernama abah anom. Setelah ketemu Firman diangkat menjadi santrinya dipesantrennya. Hingga ia karena kesucian hatinya ia ditemui oleh sunan kalijaga dan diberi kemampuan hafal al quran dalam satu malam. Dari situ banyak kisah yang dialami nya. Dari mencintai Ning Hesti, dan bertemu teman masa kecilnya Mayang Sari yang sudah pindah keyakinan. Hari berlalu dan akhirnya abah anom mendekti wafatnya abah anom kyainya bercerita bahwa dia adalah salah satu perampok yang membunuh orang tuanya dulu jadi Firman mengetahui bahwa Abah Anom adalah Sadewo, anggota perampok yang telah membunuh kedua orangtua kandungnya.
Firman sempat mengikuti tes beasiswa kuliah di Qatar, namun dia belum berhasil. Prestasi Firman yang paling popular yaitu grup music Santri Mbalule yaitu menyatukan berbagai budaya Indonesia menjadi satu. Ia mendapat tawaran pentas di TMII. Namun dia terus merasa gelisah dan tidak tau sebab gelisahnya tersebut, dan untuk mengatasinya ia mencari tahu dengan ilmu pelepas sukma. Ternyata banyak darah dan jeritan sehingga Firman ketakutan. Awal pementasan berjalan dengan lancar, tetapi Firman tidak sadar membacakan syair lagu yang bercerita tentang Tragedi Bintaro. Ketika dia membawakan syair tersebut, terjadi tabrakan kereta api KRD nomor 225 jurusan Rangkas Bitung-Jakarta dan kereta api nomor 220 jurusan Tanah Abang-Merak. Di lain sisi, Mayang tidak sabar menonton pertunjukan itu dan ia memutuskan naik kereta tersebut karena ban mobilnya bocor. Mayang pun ikut menjadi korban Tragedi Bintaro tersebut. Firman kemudian mendoakan sahabatnya itu. Setelah itu, kabar gembira datang dari Syekh Ibrahim dosen universitas Qatar yang juga melihat penampilan Firman di TMII tersebut. Dia memberitahu bahwa Firman dapat kuliah di Qatar dengan biaya dari beliau. Firman menerimanya dengan senang hati. Tak disangka kehidupan yang dahulu sengsara berakhir bahagia. TAMAT
semoga bermanfaat.


TAPI KALAU LOE BACA SENDIRI NOVELNYA.....BEH.....TAK JAMIN NETES DAH AIR MATAMU KARENA HARU...

PEMBUKAAN

Assalamualaikum wr.wb

saya slamet miftahul abror sangat bersyukur, segala puji bagi allah semesta alam, yang mana telah melimpahkan rahmat taufiq hidayah serta inayahnya kepada kami sehingga saya dapat menulis di blog ini. yang kedua sholawat serta salam saya sampaikan kepada nabi agung muhammad saw, yang mana telah membawa kita dari zaman yang gelap gulita menuju zaman yang terang benderang yakni agama islam.

saya menulis blog ini tidak berharap apapun dan dari mana pun kecuali hanya ingin mengisi waktu luang serta ingin setidaknya menuangkan sedikit pengetahuan yang saya miliki... maka dari itu semoga tulisan saya ini dapat bermanfaat bagi kalian yang membutuhkan dan tolong like atau koment jika kalian mengkopi data saya.....

sekian tulisan saya ini, saya mengakui dengan sangat bahwa masih banyak kekurangan didalamnya, karena saya adalah pemula dalam bidang penulisan.... jadi mohon maaf sebesar besarnya....
terimakasih atas perhatiannya semoga bermanfaat.

Wassalamualaikum wr.wb

hormat saya,
Surakarta, 07 Januari 2018

ttd


Slamet Miftahul Abror